Photo Akbar Hatapayo, SH.
Faktualkini.com, Jakarta, 30 Agustus 2025 —Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut Undang-Undang. Pada Senin, 25 Agustus 2025 menjadi awal demonstrasi besar yang melibatkan mahasiswa, buruh, pengemudi ojek online (ojol), serta rakyat miskin kota. Massa berdatangan ke depan gedung DPR/MPR dengan tuntutan membatalkan tunjangan perumahan senilai Rp50 juta per bulan yang dinilai tidak pantas di tengah kesulitan ekonomi masyarakat.
Momentum ini memperlihatkan keresahan rakyat atas respon anggota DPR yang dinilai tidak berempati. Kritik yang terus bergulir di media sosial pun seolah diabaikan Senayan. Pada Kamis, 28 Agustus 2025, aksi kembali berlanjut dengan tuntutan yang sama. Massa terus memadati area DPR/MPR hingga larut malam.
Ketegangan memuncak ketika aparat kepolisian mencoba membubarkan massa dengan alasan aksi telah anarkis. Sebuah mobil Barakuda menabrak salah seorang peserta aksi, Arfan Kurniawan, seorang ojol, hingga meninggal dunia. Tragedi ini memicu kemarahan rakyat dan solidaritas besar-besaran dari komunitas ojol di seluruh Indonesia, terutama Jakarta. Mereka bergerak menuju Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, dan melanjutkan aksi hingga 30 Agustus 2025.
Solidaritas untuk almarhum Arfan Kurniawan kemudian meluas. Pada 29 Agustus 2025, aksi serupa digelar serentak di berbagai daerah, termasuk di depan Polda dan DPRD. Gelombang demonstrasi berlangsung hingga malam hari, bahkan berujung pada kebakaran fasilitas umum dan bangunan perkantoran, terutama di Jakarta.
Ini adalah momentum bersejarah bagi rakyat Indonesia untuk menegaskan posisinya sebagai pemegang kedaulatan tertinggi di negeri ini. Sejak hari pertama, rakyat tetap berdiri, siang dan malam, menyuarakan keresahan yang selama ini dipendam. Di tengah realitas pejabat yang semakin korup, rakyat harus menyaksikan anggota DPR bersenang-senang ketika tunjangan dan gaji mereka naik, serta aparat kepolisian yang gagal menjalankan fungsi sebagai pelindung dan pengayom.
Almarhum Arfan Kurniawan, anak muda yang memilih jalan perjuangan di depan gedung DPR/MPR, kini menjadi simbol perlawanan rakyat. Kematian tragisnya meninggalkan luka mendalam bagi bangsa. Kemarahan rakyat sulit dikendalikan; gelombang massa terus memenuhi jalan-jalan di penjuru negeri, menuntut keadilan dan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang terlibat dalam tragedi tersebut.
Hari ini, seluruh elemen masyarakat – mahasiswa, buruh, ojol, dan rakyat miskin kota – bersatu. Mereka menuntut agar DPR/MPR dibubarkan, karena kinerjanya tidak merepresentasikan suara rakyat. Akumulasi keresahan yang lama terpendam kini mencapai puncaknya. Rakyat sudah jenuh, bosan, dan tidak lagi percaya pada pemerintah, khususnya DPR/MPR.
Massa terus berdatangan ke gedung DPR/MPR. Mereka bertekad memastikan bahwa para pejabat yang bersembunyi di balik pagar beton dan tembok megah tidak lagi bisa berlindung.
Inilah sikap rakyat atas kezhaliman yang dipertontonkan selama ini. Hampir seluruh daerah di Indonesia telah bergerak menuntut keadilan. Tinggal menunggu waktu, gedung DPR/MPR akan dikuasai sepenuhnya oleh rakyat.
#HidupRakyat
#HidupBuruh
#HidupOjol
#HidupMahasiswa
#RakyatMenang